Karya Indonesia news com (7/9/2023/
– Daerah Aliran Sungai Cidurian yang melintasi lima kecamatan, yakni kresek , Cikande, Binuang, Carenang, dan Tanara tercemar limbah industri sejak beberapa hari lalu. Akibatnya, aliran sungai yang biasa digunakan warga sekitar untuk keperluan
mandi, cuci, dan kakus (MCK) tersebut menjadi hitam pekat dan berbau menyengat. Pantauan Sahari ketua LSM GERAK INDONESIA, aliran sungai yang membentang luas tersebut tampak berubah warna menjadi hitam pekat. Selain itu, di permukaan air tersebut juga tampak campuran minyak di permukaan. Bau menyengat tercium saat melintas di sekitarnya. Bahkan, ikan-ikan di
sungai tersebut juga tampak oleng, karena terkena bau dari limbah tersebut. Pemantauan sahari ketua LSM GERAK INDONESIA mengatakan, ke awak media aliran sungai tersebut sudah tercemar sejak seminggu lalu. Padahal, selama ini warga sekitar sering menggunakan air sungai tersebut untuk keperluan sehari-hari. “Biasanya pakai mandi, mencuci, bahkan minum juga,” dan para
petani mengeluh air yang hitam tuk mengaliri persawahan banyak padi yang tidak jadi Akibat air sungai hitam dan warga tidak bisa menggunakan air tersebut, sehingga harus mencari sumber air lain untuk keperluan sehari-hari. Padahal, saat ini sedang musim kemarau, di mana sumber air menjadi cukup sulit.
Selain itu, di hilir juga banyak tambak udang, bandeng, dan pertanian yang terkena dampaknya. “Susah kan lagi masuk kemarau kalau sekarang, udang dan ikannya pada mati,” tuturnya. Menurut dia, tercemarnya aliran sungai tersebut bukan yang pertama kali. Sebab, kejadian tersebut sudah berulang kali. “Kalau sudah masuk musim begini
(kemarau) biasanya airnya masuk dan berubah warnanya jadi hitam dan bau lagi. Kalau Tanara itu yang kena dampaknya Desa Sukamanah, Bendung sama Tenjo Ayu,” ujarnya.
Dampak Limbah Industri
Menanggapi hal tersebut,sahari ketua LSM GERAK INDONESIA menuturtkan, hitamnya aliran sungai tersebut, sebab terkena dampak dari limbah industri di wilayah Cikande. Namun, pihaknya juga tidak
mengetahui secara pasti industri mana yang tega membuang limbah ke aliran sungai yang sering digunakan untuk keperluan warga tersebut. “Enggak jelas perusahaannya, itu ada tekstil, kimia, dan lainnya di wilayah Cikande,” ucapnya. Menurut dia, limbah tersebut bukan hanya dibuang pada saat sekarang saja. Namun, saat debit air tinggi juga perusahaan
tersebut sering membuang limbahnya ke aliran Sungai Cidurian tersebut. Akan tetapi, karena saat ini debit air sedang sedikit, maka limbah yang dibuang tersebut menjadi terlihat dan sangat berbau. “Kalau lagi banyak itu enggak kelihatan, itu dari bawah, paling juga airnya berubah warna jadi merah. Kalau sekarang jadi hitam, karena sedikit air di hulunya,” katanya. Untuk
menindaklanjuti hal tersebut, lanjut dia, pihaknya akan membuat laporan ke Pemerintah Kabupaten Serang. Sekarang kami ambil sampelnya dahulu, agar nanti jika dari DLHK datang bisa dicek kandungan airnya. “Nanti kami buat pelaporannya, (tim.s)
